Jelang Pilkada, Dukun Laris

Liputan6.com, Pekanbaru: Praktik perdukunan makin menguat di era reformasi dan globalisasi menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada). Fenomena ini juga diiringi permainan amplop atau pemberian uang.
Hal ini disampaikan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar di hadapan ratusan warga Kementerian Agama Provinsi Riau saat berlangsung Hari Amal Bakti (HAB) ke-66 kementerian tersebut di Pekanbaru, Ahad (8/1) malam.
"Praktik mistik dan dukun laris di Pilkada," kata Nasaruddin yang tiba-tiba disambut tepuk tangan riuh para tamu undangan. Hadir pada acara tersebut Ka Kanwil Kementerian Agama Provinsi Riau, H. Asyari Nur dan para pejabat di lingkungan kementerian setempat.
Wamenag mengaku prihatin dengan kejadian tersebut. Sebab, selain merusak nilai-nilai agama juga membawa pengaruh buruk bagi kehidupan berbangsa. Sementara di sisi lain ia melihat para calon yang bertarung dalam Pilkada merasa tak percaya diri jika tidak didukung dukun. Mereka merasa tak punya pegangan. Padahal perbuatan demikian telah menyeret yang bersangkutan terjerumus ke tindakan musrik.
Pada saat bersamaan Pilkada berlangsung, lanjut Wamenag, permainan sogok atau amplop ikut mengiringi. Semua harus berbau amplop untuk memuluskan keinginan yang pada akhirnya secara tak sadar membawa keruntuhan akhlak, etika, dan nilai agama.
Jika kejujuran dan bertindak di luar koridor tuntunan agama, kata Nasaruddin Umar, sehingga jangan heran kekerasan atas nama agama pun  ikut mewarnai, seperti terorisme.
"Orang seenaknya mengebom, menewaskan orang banyak. Padahal berbuat demikian tak ada kamusnya dalam agama mana pun," ia menegaskan.  (ANT/MEL)

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites